Minggu, 19 Oktober 2014

TATA CARA SHALAT TAHAJJUD

Tidak ada komentar:
1.      Waktu pelaksanaannya adalah setelah shalat isya sampai sebelum waktu shubuh. (Berdasarkan HR. al-Bukhari dan× Muslim dari 'Aisyah). Tetapi yang paling baik adalah pada sepertiga akhir malam (Berdasarkan HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi dan× Majah dari Jabir).
2.      Shalat tahajud boleh dikerjakan secara berjamaah (berdasarkan HR. Muslim dari Ibnu 'Abbas), dan boleh juga dilakukan sendirian.
3.      Diawali dengan shalat iftitah dua rakaat. (Berdasarkan HR. Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Abu Hurairah). Adapun cara melaksanakan shalat iftitah adalah sebagai berikut:
a.       Sebelum membaca al-Fatihah pada rakaat pertama, membaca do'a iftitah: 

سُبْحَانَ اللهِ ذِي الْمَلَكُوْتِ وَالْجَبَرُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
"Subhaanallaahi dzil-malakuuti wal-jabaruuti wal-kibriyaa’i wal 'adzamah". Artinya: “Maha suci Allah, Dzat yang memiliki kerajaan, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan.”

b.      Hanya membaca surat al-Fatihah (tidak membaca surat lain) pada tiap rakaat. (Berdasarkan HR. Abu Daud dari Kuraib dari Ibnu 'Abbas). Adapun bacaan lainnya seperti; bacaan ruku’, i'tidal, sujud dan lainnya sama seperti shalat biasa.
c.       Shalat iftitah boleh dilakukan secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. (Berdasarkan HR ath-Thabrani dari Hudzaifah bin Yaman)
4.      Setelah itu, melaksanakan shalat sebelas rakaat. Beberapa hadis× Muhammad saw menjelaskan bahwa shalat tahajud bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, di antaranya adalah:
a.       Melaksanakan empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat). (Berdasarkan HR. Al-Bukhari dari 'Aisyah)
b.       Dua rakaat iftitah + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat). (Berdasarkan HR. Muslim dari 'Aisyah).
5.      Pada shalat witir, hendaknya membaca surat al-A'la setelah al-Fatihah pada rakaat pertama, surat al-Kafirun pada rakaat kedua, dan al-Ikhlas pada rakaat yang ketiga. Setelah salam, sambil duduk membaca:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ (3x)
“Subhanal-malikil-qudduus.” (3x)
Artinya: “Maha Suci (Allah), Dzat Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Suci.”,
dengan mengeraskan dan memanjangkan pada bacaan yang ketiga, lalu membaca:
 رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Rabbil-malaaikati war-ruuh”.
Artinya: “Yang Menguasai para malaikat dan ruh.”
(Berdasarkan HR. al-Baihaqi, juz 3/ no. 4640; Thabrani, juz 8/ no. 8115; Daruqutni, juz 2/ no. 2, dari× Ubay bin Ka'ab. Hadis ini dikuatkan oleh 'Iraqi)
6.      Membaca do'a.
Di antara  do'a-do'a yang dibaca× Saw. adalah:
a.       Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan× Muslim dari Ibnu 'Abbas:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا.
Artinya: “Ya Allah, berikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam penglihatanku cahaya, di dalam pendengaranku cahaya. Dan (berikanlah) cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya di bawahku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan berikanlah cahaya pada seluruh tubuhku.”

b.       Berdasarkan riwayat× Muslim dari 'Aisyah:

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tidak dapat lagi menghitung pujian yang ditujukan kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana pujian-Mu terhadap diri-Mu sendiri.”
c.       Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

Artinya: “Ya Allah, hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau cahaya (penerang) langit dan bumi. Hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau Penegak langit dan bumi. Hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau Yang Mengatur langit dan bumi beserta isinya. Engkau adalah Dzat yang haq. Janji-Mu adalah benar. Firman-Mu adalah benar. Perjumpaan dengan-Mu adalah benar. Surga adalah nyata. Neraka adalah nyata. Para nabi adalah benar. Hari kiamat adalah nyata. Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berserah diri. Hanya kepada-Mu aku beriman. Hanya kepada-Mu aku bertawakal. Hanya kepada-Mu aku kembali. Hanya atas pertolongan-Mu aku berjuang. Hanya kepada-Mu aku mohon keadilan. Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan. Engkau adalah× Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau.”

Doa-doa tersebut bisa dibaca ketika sujud, setelah membaca shalawat pada tasyahud akhir, atau ketika selesai shalat.

SUNNAH-SUNNAH PUASA

Tidak ada komentar:
        Sunnah-sunnah dalam puasa banyak, diantaranya adalah
Pertama, dianjurkan ketika seseorang menghinanya atau mendorongnya, dibalas kejelekan dengan kebaikan dan mengatakan ‘Saya sedang berpuasa’. Sebagaimana diriwayatkan oleh× Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Puasa adalah perisai, maka jangan berkata jorok dan (bertindak) bodoh. Kalau ada seseorang mendorongnya atau menghinanya, maka katakan ‘Saya sedang puasa’ dua kali. Dan demi jiwaku berada ditanganNYa. Sesungguhnya bau mulut orang berpuasa lebih harum disisi Allah ta’la dibandingkan bau minyak misk. Meninggalkan makanan, minuman dan hawa nafsunya karenaKu. Puasa untukKu dan× Saya yang akan memberikan balasannya. Dan kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali.HR. Bukhori, 1894 dan Muslim, 1151.
Kedua, disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk sahur, sebagaimana yang telah ada dalam shohehain dari hadits× Anas bin Malik radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sahurlah kamu semua, karena dalam sahur ada barokah.” HR. Bukhori, 1923 dan Muslim, 1095.
Ketiga, disunnahkan mengakhirkan sahur sebagaimana diriwayatkan oleh× Bukhori dari Anas dari× Zaid bin Tsabit radhiallahu’anhum berkata: “Kami sahur bersama Nabi sallallahu’alaihi wa sallam kemudian berdiri untuk menunaikan shalat. Saya berkata: “Berapa (jarak) antara azan dan sahur? Baliau berkata: “Sekitar lima puluh ayat.” HR. Bukhori, 1921.
Keempat, disunnahkan mensegerakan berbuka. Berdasarkan sabda beliau sallallahu’alaihi wa sallam: “Orang-orang senantiasa dalam kebaikan selagi mensegerakan berbuba.” HR. Bukhori, no. 1957 dan× Muslim, no. 1098. Silahkan merujuk soal no. 49716.
Kelima, disunnahkan berbuka dengan rutob, kalau tidak mendapatkan. Dengan kurma. Kalau tidak mendapatkan, maka dengan air. Berdasarkan hadits Anas radhiallahu’anhu berkata: “Biasanya Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam berbuka dengan rutob sebelum menunaikan shalat. Kalau tidak mendapatkan, (berbuka) dengan kurma. Kalau tidak mendapatkan, (berbuka) dengan meneguk air.” HR. Abu Dawud, no. 2356, Tirmizi, 696 dan dihasankan di kitab ‘Al-Irwa’, 4/45.
Keenam, disunnahkan ketika berbuka mengucapkan seperti yang ada (dalam hadist). Dan yang ada (dalam hadits) adalah membaca bismillah, hal itu wajib menurut pendapat yang kuat. Berdasarkan perintah Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam. Dan telah ada juga (doa)
اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت اللهم تقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Ya Allah, hanya kepadaMu saya berpuasa dan dengan rizkiMu saya berbuka. Ya Allah, terimalah dari diriku sesungguhnya× Engkau adalah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” Dan (hadits) ini lemah sebagaimana dikatakan oleh× Qoyyim di kitab ‘Zadul Ma’ad, 2/51.
Dan telah ada juga (doa):
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Telah hilang rasa haus, dan terbasahi tenggorokan serta pahalanya tetap insyaAllah.” HR. Abu Dawud, 2357. Baihaqi, 4/239 dan dihasankan di ‘irwa’, 4/39.
Dan telah ada (juga) hadits-hadits yang (menjelaskan) keutamaan doa bagi orang yang berpuasa, diantaranya:
1.      Dari Anas radhiallahu’anhu sesungghnya Nabi sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
ثلاث دعوات لا ترد : دعوة الوالد ، ودعوة الصائم ، ودعوة المسافر ) رواه البيهقي 3 / 345 ، وصححه الألباني في الصحيحة 1797
“Tiga doa yang tidak akan ditolak, doa orang tua, doa orang berpuasa dan doa orang yang bepergian. HR. Baihaqi, 3/345 dan dishohehkan Al-Bany di kitab As-Shohehah, 1797
2.      Dari Abu Umamah marfu’an (sampai kepada Nabi sallallahu’alaihi wa sallam):
( لله عند كل فطر عتقاء ) رواه أحمد ( 21698 ، وصححه الألباني في صحيح الترغيب 1/ 491
“Pada setiap berbuka, Allah mempunyai (orang-orang) yang akan dibebaskan (dari neraka).” HR. Ahmad, 21698 dan dishohehkan Al-Bany di shoheh At-Targib, 1/491.
3.      Dari Abu Said Al-Khudri marfu’an:
( إن الله تبارك وتعالى عتقاء في كل يوم وليلية - يعني في رمضان - وإن لكل مسلم في كل يوم وليلة دعوة مستجابة
“Sesungguhnya Allah Tabaroka Wa ta’ala (mempunyai) orang-orang yang dibebaskan (dari neraka) pada setiap malam –yakni di Bulan Ramadan- dan bagi setiap muslim (mempunyai) doa yang terkabulkan pada setiap hari (siang malam). HR. Bazzar dan dishohehkan Al-Bany di shoheh Tirmizi, 1/491.

ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENUNDA UTANG DAN ENGGAN MEMBAYARNYA

Tidak ada komentar:
1. Orang yang mampu membayar utang namun menunda-nundanya disebut sebagai pelaku kezaliman. Rasulullah bersabda, “Perbuatan orang kaya yang menunda-nunda pembayaran utangnya adalah suatu kezhaliman” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

2. Orang yang sengaja menolak melunasi utang kelak berjumpa dengan Allah sebagai pencuri. Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang berutang dengan niat tidak akan melunasinya, niscaya dia akan bertemu Allah (pada hari Kiamat) dalam keadaan sebagai pencuri” (HR. Ibnu Majah dengan sanad Shahih).

3. Jiwa orang yang berutang dan belum melunasinya tertahan. Rasulullah bersabda,“Jiwa seorang mukmin tertahan oleh utangnya hingga utang tersebut terlunasi” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad shahih).

4. Rasulullah enggan menshalatkan Jenazah orang yang mempunyai utang hingga utangnya dilunasi atau adanya seseorang yang menjamin untuk melunasinya.

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, ‘Rasulullah biasanya menolak menshalatkan seseorang yang wafat dalam keadaan masih memiliki utang. Suatu ketika dihadirkan ke hadapan beliau mayat seseorang, lalu beliau bertanya, ‘Apakah dia mempunyai utang?’ Para sahabat menjawab, ‘Ya, dua dinar.’ Beliau bersabda, ‘(Kalau begitu) shalatkanlah saudara kalian ini.’ Maka Abu Qatadah berkata, ‘Wahai Rasulullah, biarlah aku yang menanggung dua dinar itu.’ Maka beliau pun menshalatkannya” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa’i, dengan sanad shahih).

5. Dosa menanggung (tidak membayar) utang tidak akan diampuni sekalipun pelakunya mati syahid. Rasulullah bersabda,“Seluruh dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang.” (HR. Muslim)

TANDA TANDA KEMATIAN MENURUT ISLAM

Tidak ada komentar:
100 Hari Sebelum Hari Kematian

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka-mereka yg dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini, hanya apakah mereka sadar atau tidak saja. Tanda ini akan berlaku lazimnya setelah waktu Asar. Seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki akan mengalami getaran, seakan-akan menggigil.

Contohnya seperti daging sapi/kambing yang baru disembelih, dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya nikmat, dan bagi mereka yang sadar dan berdetak di hatinya bahwa mungkin ini adalah tanda kematian maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah sadar akan kehadiran tanda ini.

Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa ada manfaat. Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

40 Hari Sebelum Hari Kematian

Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu Asar. Bagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pohon yang letaknya di atas Arash Allah swt. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita antaranya adalah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang waktu.

Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

7 Hari Sebelum Hari Kematian

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah sakit di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba- tiba dia berselera untuk makan.

3 Hari Sebelum Hari Kematian

Pada masa ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat diketahui/ dipahami maka berpuasalah kita setelah itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti.

Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan turun, dan ini dapat diketahui jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bahagian ujungnya akan berangsur-angsur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

1 Hari Sebelum Hari Kematian

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

Tanda akhir

Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan dingin di bahagian pusat dan akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

BERSIAP SIAPLAH, HARI ITU PASTI AKAN DATANG! SUDAH SIAPKAH BEKAL KITA?

Wallahu a’lam
 
back to top